Tuesday, April 26, 2011

KITAB KU YANG MALANG


wahai Alquran, aku melihatmu, merasakanmu, dalam benak, fikiran dan dalamnya hatiku, bahwa ahir-ahir ini jiwamu terlihat resah, gelisah, sedih, seolah pasrah. Ada gerangan apakah yang menimpa dirimu, bisakah engkau ceritakan padaku? Jangan engkau bersedih, karna memang sepertinya para-manusia memang sudah banyak yang melupakanmu “mendalami dan mengamalkan”, mungkin Tuhan mulai enggan melihat manusia yang setiap hari hanya bertikai, berlomba dalam harta, pangkat, dan wanita, maka pantaslah jika engkau (Al-quran) terlupakan, karna memang engkau melarang akan hal tersebut, dan mungkin Tuhan-mu akan kembali menarikmu dalam genggaman kekuasaanya.
Keluh kesah alquran akan prilaku umat manusia di zaman yang tak menentu, semua keadaan, pencapaian, seolah mengambang dalam awan biru nan kehitaman. Kesedihan dan empati aku haturkan kepadamu, duhai Al-quran. Sedikit-demi sedikit aku membacamu dan merenungkan akan makna yang kau miliki, walau hanya setetes, aku harap kesedihan-mu tidak kau tujukan kepadaku, namun kepada mereka yang betul-betul lupa akan dirimu.
Gundahmu memang sudah seharusnya engkau tampakkan agar ruh-mu bisa bangkit kembali,lewat kesadaran banyak kalangan untuk kembali membaca dan mengamalkan isi-isi kandungan yang engkau terangkan lewat ilham Tuhan sang pencetus Al-quran, jangan lah engkau bimbang, singkirkan kesedihanmu, akan ulah manusia di bumi Tuhan-mu, tapi tersenyumlah, karna senyum-mu menunjukkan ke-optimisan yang berakibat pada kembalinya manusia untuk membaca dan mempelajarimu, sampai pada level mengamalkan-mu, buang dukamu, buang lara-mu karna aku turut mendoakan-mu.
Duhai Al-quran, torehan-mu tak terkalahkan, konsepmu tak terbantahkan, tidak ada satu kitab atau karya dari manusia sepanjang zaman yang mampu menandingi indah dan tingginya wujudmu, itulah predikat dan pangkat yang diberikan oleh Tuhan-mu dan Tuhanku, dan Tuhan mereka, dan Tuhan kita, dan Tuhan alam semesta. Memang tidak sedikit kalangan yang meragukan bahkan meng-kafirkan-mu, tapi engkau tahu bahwa kebenaran itu haruslah teruji, dan protes mereka adalah ujian yang harus engkau hadapi, bukan hinaan, tapi itu ujian dan cobaan yang Tuhan limpahkan kepadamu, agar engkau faham bahwa ada proses dalam kehidupan, yang pada akhirnya mereka hanya bisa terdiam karna semua yang mereka lakukan tidak sedikitpun mampu membuatmu gemeteran, karna semua yang engkau miliki adalah kebenaran yang langsung dijamin oleh Tuhan.
Lihatlah kasus-kasus yang berhubungan denganmu, sebut saja kasus jender tempo dulu, kasus ahmadiyah beberapa waktu yang lalu, kasus pornografi, korupsi, hingga kasus yang dibawa oleh beberapa film khususnya film yang baru meluncur beberapa hari yang lalu “Tanda Tanya, Anum Bramantiyo”. Aku faham duhai Al-quran, bahwa engkau tak mungkin bisa turun tangan, tapi aku yaqin bahwa ruhmu merintih, menangis, laksana hujan dari langit yang deras menghantam, tapi aku ingin menegaskan bahwa semua itu bukanlah hinaan, bukan cacian, apalagi penodaan, tapi semua itu adalah proses yang telah diberikan oleh Tuhan, agar kebenaran-mu sah di mata alam dan manusia. Kalau banyak kalangan yang mencoba menyebut bagian dari dirimu, itu juga bagian dari rencana Tuhan untuk menjadikan-mu berperan dalam kehidupan, walau tidak semuanya Tulus mereka lakukan, dan tidak sedikit pula yang menjadikanmu sebagai tameng dari hitamnya mereka, tapi inilah kehidupan, inilah dunia manusia yang penuh fata morgana dan kepalsuan, aku tau engkau pasti faham akan penjelasan yang coba aku paparkan, tapi kenapa sedihmu masih engkau tampakkan! Sudahlah biarkan dirimu tenang, biarkan dirimu tetap tersenyum karna Tuhan akan menghiburmu dengan manusia-manusia pilihan, bersabarlah wahai Al-quran, itulah dukungan yang bisa aku berikan.
Engkau telah menjelaskan secara jelas dan gamblang tentang bagaimana hidup, dan berkehidupan, bukan salahmu duhai Al-quran, tapi ini salahku dan salah mereka yang telah meninggalkan dan meluppakan-mu. Aku faham engkau jenuh melihat prilaku manusia yang terus bersebrangan dengan apa yang ingin coba engkau berikan, tapi jangn lah sedihmu terus kau perlihatkan, karna kesedihan yang berkepanjangan akan menjadikan manusia enggan dan seolah tak ada harapan. Engkau tau, kini aku mulai memprotes diriku sendiri karna sering melupakan-mu, tak mau membacamu, tak ingin mengamalkan-mu, tapi aku ingin jujur padamu, bahwa kini aku mulai bertindak menujumu, aku harap engkau tak jemu-jemu duduk dan bersamaku, walau keistikomahan belum bisa aku berikan padamu, bersabarlah akan diriku, dan tetap bertahanlah bersamaku, bukan aku ingin membujuk dan merayumu, tapi semua ini aku lakukan untuk Tuhan-mu, Tuhanku, Tuhan, mereka dan Tuhan alam semesta.
Duhai Al-quran, bukankah engkau malas melihat ulah manusia yang melupakan-mu, tapi sudahlah jangan kau teruskan bosan dan kesalmu, cukuplah engkau dan Tuhanmu yang tahu. Tapi, aku berharap engkau berkenan melihatku, mengawasiku, menemaniku, karna aku sadar tanpamu, jalan mana-lagi yang harus aku lalui, Tujuan apa yang harus aku susun, sungguh aku tak mampu untuk semua itu, oleh karna itu, Tumpuanku hanya padamu, jalanku adalah jalan yang engkau miliki, kini tuntun aku, kini bimbing aku, karna aku ingin bersamamu dengan jalan-mu untuk menuju Tuhan yang satu, yaitu Allah, Tuhanmu, Tuhanku, Tuhan mereka dan tuhanya alam semesta. Semoga bermanfaat.

1 comments:

Anonymous said...

semoga bisa tercapai apa yg diinginkn dan semoga manusia baik makin banyak. amin

Post a Comment

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Deals