Friday, April 29, 2011

Sebuah Persembahan Kepada Gus Mus


Oleh: Erianto

Engkau cakar-cakar ranting kebodohan

Kau cabik-cabik tonggak kegelapan

Baru dua hari aku mengenal-mu

Tapi aku tak bisa mencegah hatiku untuk berhenti berkata-kata

 Lewat jari-jari lemah dan hina aku percikkan

Aku coba melukiskan serat nadi pergolakanmu

Aku coba meniti kemana arus telaga istanamu

“perjalanan yang kini coba engkau terapkan”

Kau kendarai keributan yang seolah tak terhentikan walau raksasa penggeraknya

Kau setir kegelapan yang kini menjadi dinding satir kesucian

Kau tarik mereka kearah yang insyaallah tertuang dalam Al-quran

Walau sajak menyayat yang coba kau pertaruhkan

Sungguh ketulusan dan ketegaran darimu, sang cahaya Rembang

Semoga cakrawala alam menemui gempita pesona indahmu, sang cahaya Rembang

yogyakarta, 29 April

Tuesday, April 26, 2011

KITAB KU YANG MALANG


wahai Alquran, aku melihatmu, merasakanmu, dalam benak, fikiran dan dalamnya hatiku, bahwa ahir-ahir ini jiwamu terlihat resah, gelisah, sedih, seolah pasrah. Ada gerangan apakah yang menimpa dirimu, bisakah engkau ceritakan padaku? Jangan engkau bersedih, karna memang sepertinya para-manusia memang sudah banyak yang melupakanmu “mendalami dan mengamalkan”, mungkin Tuhan mulai enggan melihat manusia yang setiap hari hanya bertikai, berlomba dalam harta, pangkat, dan wanita, maka pantaslah jika engkau (Al-quran) terlupakan, karna memang engkau melarang akan hal tersebut, dan mungkin Tuhan-mu akan kembali menarikmu dalam genggaman kekuasaanya.
Keluh kesah alquran akan prilaku umat manusia di zaman yang tak menentu, semua keadaan, pencapaian, seolah mengambang dalam awan biru nan kehitaman. Kesedihan dan empati aku haturkan kepadamu, duhai Al-quran. Sedikit-demi sedikit aku membacamu dan merenungkan akan makna yang kau miliki, walau hanya setetes, aku harap kesedihan-mu tidak kau tujukan kepadaku, namun kepada mereka yang betul-betul lupa akan dirimu.
Gundahmu memang sudah seharusnya engkau tampakkan agar ruh-mu bisa bangkit kembali,lewat kesadaran banyak kalangan untuk kembali membaca dan mengamalkan isi-isi kandungan yang engkau terangkan lewat ilham Tuhan sang pencetus Al-quran, jangan lah engkau bimbang, singkirkan kesedihanmu, akan ulah manusia di bumi Tuhan-mu, tapi tersenyumlah, karna senyum-mu menunjukkan ke-optimisan yang berakibat pada kembalinya manusia untuk membaca dan mempelajarimu, sampai pada level mengamalkan-mu, buang dukamu, buang lara-mu karna aku turut mendoakan-mu.
Duhai Al-quran, torehan-mu tak terkalahkan, konsepmu tak terbantahkan, tidak ada satu kitab atau karya dari manusia sepanjang zaman yang mampu menandingi indah dan tingginya wujudmu, itulah predikat dan pangkat yang diberikan oleh Tuhan-mu dan Tuhanku, dan Tuhan mereka, dan Tuhan kita, dan Tuhan alam semesta. Memang tidak sedikit kalangan yang meragukan bahkan meng-kafirkan-mu, tapi engkau tahu bahwa kebenaran itu haruslah teruji, dan protes mereka adalah ujian yang harus engkau hadapi, bukan hinaan, tapi itu ujian dan cobaan yang Tuhan limpahkan kepadamu, agar engkau faham bahwa ada proses dalam kehidupan, yang pada akhirnya mereka hanya bisa terdiam karna semua yang mereka lakukan tidak sedikitpun mampu membuatmu gemeteran, karna semua yang engkau miliki adalah kebenaran yang langsung dijamin oleh Tuhan.
Lihatlah kasus-kasus yang berhubungan denganmu, sebut saja kasus jender tempo dulu, kasus ahmadiyah beberapa waktu yang lalu, kasus pornografi, korupsi, hingga kasus yang dibawa oleh beberapa film khususnya film yang baru meluncur beberapa hari yang lalu “Tanda Tanya, Anum Bramantiyo”. Aku faham duhai Al-quran, bahwa engkau tak mungkin bisa turun tangan, tapi aku yaqin bahwa ruhmu merintih, menangis, laksana hujan dari langit yang deras menghantam, tapi aku ingin menegaskan bahwa semua itu bukanlah hinaan, bukan cacian, apalagi penodaan, tapi semua itu adalah proses yang telah diberikan oleh Tuhan, agar kebenaran-mu sah di mata alam dan manusia. Kalau banyak kalangan yang mencoba menyebut bagian dari dirimu, itu juga bagian dari rencana Tuhan untuk menjadikan-mu berperan dalam kehidupan, walau tidak semuanya Tulus mereka lakukan, dan tidak sedikit pula yang menjadikanmu sebagai tameng dari hitamnya mereka, tapi inilah kehidupan, inilah dunia manusia yang penuh fata morgana dan kepalsuan, aku tau engkau pasti faham akan penjelasan yang coba aku paparkan, tapi kenapa sedihmu masih engkau tampakkan! Sudahlah biarkan dirimu tenang, biarkan dirimu tetap tersenyum karna Tuhan akan menghiburmu dengan manusia-manusia pilihan, bersabarlah wahai Al-quran, itulah dukungan yang bisa aku berikan.
Engkau telah menjelaskan secara jelas dan gamblang tentang bagaimana hidup, dan berkehidupan, bukan salahmu duhai Al-quran, tapi ini salahku dan salah mereka yang telah meninggalkan dan meluppakan-mu. Aku faham engkau jenuh melihat prilaku manusia yang terus bersebrangan dengan apa yang ingin coba engkau berikan, tapi jangn lah sedihmu terus kau perlihatkan, karna kesedihan yang berkepanjangan akan menjadikan manusia enggan dan seolah tak ada harapan. Engkau tau, kini aku mulai memprotes diriku sendiri karna sering melupakan-mu, tak mau membacamu, tak ingin mengamalkan-mu, tapi aku ingin jujur padamu, bahwa kini aku mulai bertindak menujumu, aku harap engkau tak jemu-jemu duduk dan bersamaku, walau keistikomahan belum bisa aku berikan padamu, bersabarlah akan diriku, dan tetap bertahanlah bersamaku, bukan aku ingin membujuk dan merayumu, tapi semua ini aku lakukan untuk Tuhan-mu, Tuhanku, Tuhan, mereka dan Tuhan alam semesta.
Duhai Al-quran, bukankah engkau malas melihat ulah manusia yang melupakan-mu, tapi sudahlah jangan kau teruskan bosan dan kesalmu, cukuplah engkau dan Tuhanmu yang tahu. Tapi, aku berharap engkau berkenan melihatku, mengawasiku, menemaniku, karna aku sadar tanpamu, jalan mana-lagi yang harus aku lalui, Tujuan apa yang harus aku susun, sungguh aku tak mampu untuk semua itu, oleh karna itu, Tumpuanku hanya padamu, jalanku adalah jalan yang engkau miliki, kini tuntun aku, kini bimbing aku, karna aku ingin bersamamu dengan jalan-mu untuk menuju Tuhan yang satu, yaitu Allah, Tuhanmu, Tuhanku, Tuhan mereka dan tuhanya alam semesta. Semoga bermanfaat.

TANGGUNG JAWAB

Kekasihku, apa arti dari tanggung jawab itu aku tak mengerti, tanganku rasanya ingin sekali melukiskanya dalam torehan indah, namun otak dan fikiranku terasa berat ketika aku harus menuangkan dan menggartikan kata “Tanggung Jawab”. Aku takut, aku gelisah, ketika cintamu memintaku berucap dan bertanggung jawab atas semua tindakan yang telah aku lakukan pedamu, kekasihku. Aku geleng-gelengkan kepalaku, aku angguk-anggukakan kepalaku, berharap aku bisa memaknai kata Tanggung Jawab, tapi sampai pada alenia ini aku belum juga bisa mengartikanya, sayang. Apa yang harus aku tulis, apa yang harus aku tuangkan, aku tidak faham apa itu tanggung jawab, bantu aku sayang, bantu aku lewat getar cinta yang kau miliki, bantu aku. Kamu tau, kini disampingku hanya ada secangkir kopi, ia menemaniku, kita bersama mencoba menguak seluas dan setajam apa arti dan makna dari kata tanggung jawab. Tapi, itupun belum bisa membuka mindaku, aku belum bisa menarik benag merah dari kata tanggung jawab, sayang. Bantu aku, bantu aku sayang lewat lembut sentuhan cintmu, agar aku bisa menafsirkan kata tanggung jawab, bantu aku, bantu aku sayang. Sayang, kenapa engkau hanya terdiam, bukankah ini permintaanmu, bukankah ini keinginanmu, bukankah semua ini harapanmu, tapi kenapa engkau hanya diam mebisu, ayo berseru, coba katakana sesuatu, apa itu arti dari tnggung jawab itu. Kamu tau sayang, kini ditanganku ada sebatang rokok sampurna, aku menambah satu media untuk membantuku membongkar misteri dari kata tanggung jawab, tapi hingga alenia ini, aku belum bisa berkat apa-apa, belum bisa berbuat apa-apa, ayo kekasihku, berikan idemu, berikan supportmu agar aku bisa menembus dinding tebal dari sebuah arti kata tanggung jawab. Ya sudahlah kalau kamu tidak ingin membantu, biarkan aku sendiri.
Bismilahirrahmannirrahim…..
Tanggung jawab, aku sering mendengar kata ini, kamu dan mereka pasti juga sering mendengar kata-kata tanggung jawab. aku masih ingat terhadap kejadian beberapa tahun lalu yang menimpaku pada saat aku masih semester tiga (3), kala itu aku mengambil salah satu mata kuliah wajib, yaitu constitutional law. Ketika itu, sang dosen meminta semua mahasiswa untuk membuat tugas yang nantinya dipresentasikan dihadapan kelas, dan hal itu nantinya akan menjadi penunjang nilai pada saat ahir semester. Namu, saat itu aku tidak mengerjakan apa yang diminta oleh sang dosen, lalu sang dosen memberiku waktu untuk mengerjakanya, sampai pada taraf itu, aku belum juga mengerjakanya. Saat dosen tau bahwa aku belum mengerjakanya, lalu sontak sang dosen marah besar, mukanya terlihat garang nan kemerahan, waduh mati aku, tutur hatiku. Lalu sang dosen berkata” kamu tidak punya tanggung jawab sama sekali”. Dari sedikit cerita ini, bisa aku simpulkan bahwa tanggung jawab itu adalah tindakan untuk memenuhi tugas dan kewajiban. Jadi ringkasnya begini, setiap tindakan yang memiliki unsur pemenuhan tugas dan kewajiban, maka hal itu bisa dibilang tindakan yang bertanggung jawab. kalau umpamanya kata tanggung jawab diterapkan pada manusia maka kira-kira begini: orang yang bertanggung jawab adalah orang yang bisa menjalankan tugas dan kewajibanya dengan baik. Tapi kalau kita bawa hal ini dalam dunia praktis atau dunia nyata, maka makna dan jabaran dari kata tanggung jawab tidak sesederhana itu. Satu contoh, ketika ada mahasiswa yang dalam proses belajarnya tidak bisa selesai tepat pada waktunya, apakah itu berarti termasuk orang yang tidak bertanggung jawab? nanti dulu. Lagi, ketika ada mahasiswa yang tidak bisa mengikuti perkuliyahan secara tertib, misalnya dalam satu minggu ada empat kali pertemuan, tapi mahasiswa itu tidak bisa mengikuti perkuliyahan tersebut secara maksimal, bahkan mungkin tidak bisa mengikuti secara keseluruhan. Apakah kedua contoh di atas menunjukkan seseorang tersebut tidak bertanggung jawab? secara text atau konsep menurut aku iya, bahwa orang tersebut tidak bertanggung jawab. tapi ada yang paling penting, ketimbang melihatnya dari text belaka, yaitu melalui fakta dan kenyataan. Maksudnya begini, betul secara text orang tersebut tidak bertanggung jawab, tapi aku percaya bahwa ada proses dalam sebuah kehidupan, untuk bisa mewujudkan semua tugas dan kewajiban bukanlah hal yang mudah layaknya membalikkan telapak tangan, semua itu butuh proses. Bisa jadi orang tersebut, tidak bisa memenuhi semua tugas dan kewajibanya karna ada alasan tertentu, apa itu alasanya hanya dia dan hidupnya dan tuhan yang tahu, karna hakekat kehidupan bukan hanya sekedar memenuhi kewajiban untuk masuk kuliyah dan memenuhi tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Waduh jadi runyam gini, gimana ya? Gini saja, tanggung jawab itu adalah hal yang harus dipenuhi, namun kita juga harus memahami bahwa dalam proses mencapai itu semua membutuhkan banyak elemen dan waktu. Saying, Hanya ini yang bisa aku tuliskan untuk subjek kata tanggung jawab. semoga kedepan akan muncul ide-ide dan gagasan yang lebih cerah. Erianto-yogyakata-27-2011

Monday, April 25, 2011

ASPEK MORAL

Kata” Moral” bukanlah hal yang asing terdengar di telinga kita, pasti kita sangat sering mendengar hal itu, namun pernahkah terlintas dibenak kita, dan bertanya, apa sebenarnya aspek moral itu, apakah kita setuju dengan ungkapan” I have my cousins and sometimes we act together; but they have their own cousins who are not mine and so on indefinitely…Each person is, as it were, in touch with a number of other people, some of whom are directly in touch with each other and some whom are not (Barnes 1990,p. 72)”. Walaupun pada awalnya theory ini adalah murni untuk antropologi budaya, yang diperuntukkan pada sebuah gambaran hubungan sosial antara-sesama-tapi disini saya melihat ini dari sisi aspek moralnya, yaitu reaksi dari akibat hubungan social nerwork antara-satu dengan yang lain. Lebih jelasnya begini, apakah aspek moral itu terletak atau timbul dari akibat hubungan antara satu dengan yang lainya, seperti yang tertera dalam penjelasan di atas? Apakah semua akibat dari hubungan tersebut bisa dikatakan sebagai aspek moral? Jawabnya tergantung, karna sesungguhnya aspek moral itu bertebaran dimana-mana, sangat luas cakupanya. Lihatlah, budaya, kondisi, lingkungan, pendidikan, dan lainya, itu semua akan membuat aspek moral tak terbatas dan tak terukur. Berprilaku baiklah anda, maka anda akan terbilang bermoral. Berkata jujurlah anda, maka anda akan terbilang bermoral. Apakah sesederhana itu aspek moral? Lagi, tentu kita masih ingat, disaat masa kecil dahulu, kedua orang tua kita menanamkan banyak hal, sebut saja ketika kita di didik untuk membaca abjad, diajarkan untuk blajar berhitung, dan banyak pelajaran lainya. Apakah semua itu tergolong aspek moral? menurut aku, iya, bahwa hal tersebut adalah bagian dari aspek moral. coba kita sedikit bawa hal ini ke system Negara, begini, apakah moral Negara itu? Apakah hukum yang ada adalah cermin dari moral bangsa? Bagi aku iya, bahwa itu adalah bagian dari aspek moral, walau tidak keseluruhan hukum positif mewakili moralitas dari setiap warga Negara Indonesia. Ada theory hukum yang mengatakan bahwa” law without morality is not law at all” lalu apa ukuran moral dimata hukum? Sebenarnya ini agak kompleks, karna jika kita bicara hukum dan moralitas, maka yang bisa membedakan diantaranya adalah dalam hal pengakuan. Ketika hukum itu berlaku dan diterapkan oleh sebuah Negara, maka itu artinya hukum tersebut telah mendapt pengakuan dari rakyat, lalu apakah itu berarti hukum tersebut mempunyai aspek moral, dan bisa dibilang mewakili moralitas dari seluruh rakyat Indonesia? Menurut aku iya, bahwa itu adalah bagian dari aspek moral, walau sebenarnya hukum tersebut tidaklah mewakili moralitas rakyat secara keseluruhan. Karna sekali lagi, bahwa aspek moral itu sangat luas cakupanya, ia bisa kita dapatkan bukan hanya pada taraf Negara, tapi juga bisa kita dapatkan pada taraf, individu, keluarga, masyarakat, alam, text, dan lain sebagainya. Kini mari kita kembali bicara aspekmoral pada taraf individu saja, biar tidak runyam dan lebih mudah untuk dibatasi. Anda, mereka, pasti mempunyai perbedaan dalam menilai sesuatu dan pasti berbeda pula dalam menilai bahwa sesuatu tersebut adalah bagian dari moral atau bukan, oleh karna itu menghargai perbedaan adalah penting, karna itu adalah bagian dari aspek moral. diahir catatan ini, aku ingin mengatakan bahwa aspek moral terpenting adalah; ketika saya menemukan sesuatu yang sangat istimewa, sangat special, dan hal itu diatas segala-galanya, baik itu hidup, masa depan, atu apapun itu, dan saya selalu berusaha untuk mendapatkannya apapun yang terjadi saya tidak perduli, walau terkadang cara untuk mendapatkannya tidak selalu mulus dan bersih, tapi itu tidak menjadi persoalan, karna saya tau, bahwa sesuatu yang spesial itu, adalah hasil terbaik yang saya dapatkan, yang saya miliki dalam hidup, dengan tulus dan ikhlas dari hati dan perasaan saya, yaitu tuhan yang maha esa, allah subhanahuwataala, itulah aspek moral yang sebenarnya dalam diri dan hidup saya. Erianto, Yogyakarta, 26 maret 2011.

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Deals