Friday, May 6, 2011

SYARIAT, TEORI, DAN HAKIKAT

Bismillahirrahmannirrahim.. ..
Tak terasa kehidupan telah lama aku jalani, sepertinya dulu pohon-pohon di pinggiran rumahku masih kecil dan masih terlihat seperti bibit, tapi waktu merubah pohon-pohon itu tumbuh besar dan telah menghasilkan buah berkali-kali, sungguh cepat waktu berlalu, namun aku belum melihat senyum indah nan syahduMu, Tuhan. Tuhan, aku ingin menulis apa yang aku miliki apakah nanti tulisanku benar menurutmu, ataukah salah menurutmu, jujur perjalanan ini masih terus aku jalani Tuhan, walau pohon-pohon itu telah tumbuh berbuah dan bermanfaa bagi manusia, tapi aku tidak boleh menyerah dan harus terus menujuMu, Tuhan. Terimalah persembahanku dan bimbinglah aku selalu, Tuhan.
Aku melihat dan mendengar gemuruh di mana-mana dikala itu, suara itu seolah mengaung-ngaung keseluruh pelosok nusantara, suara itu ternyata berwujud “syariat”. Fakta social mengatakan bahwa tidak sedikit umat Muhammad yang memperdebatkan persoalan syariat, namun juga ada banyak orang yang lebih memilih untuk diam ketika berhadapan dengan syariat. Tuhan, hati dan fikiran saya berkata bahwa syariat adalah suaraMu dan suara rasulMu, (Al-quran dan Al-hadits). Semua hal yang terangkum dalam Al-quran dan Assunah adalah syariat, selebihnya bukan. Pada dasarnya Al-quran dan Assunah memiliki derajat tertinggi dengan hal apapun, karna tidak ada karya dan orang muslim yang berani menentang dan menafikan kebenaran yang terkandung didalamnya. Itulah faktor yang membuat Al-quran dan Assunah memiliki derajat tertinggi.
Teori adalah cara untuk menemukan fakta-fakta yang kita inginkan. Namun, teori yang saya maksud disini bukanlah teori yang sering dipakai oleh kebanyakan mahasiswa atau para peneliti, tapi teori disini adalah cara untuk mengemas dan mengamalkan syariat yang beruapa Al-quran dan Assunah.
Dalam pengamatan saya, ada beragam jenis cara untuk mengemas dan mengamalkan syariat. Sebut saja misalnya orang-orang Nahdatul Ulama, tentu mereka berbeda dengan Muhamadiyah walau dalam beberapa hal ada kesamaan diantara mereka.
Membangun teori bukan hanya cukup dengan membaca buku dan media lainya, tapi menurut saya, membangun teori membutuhkan waktu, proses, dan pengalaman yang cukup lama, karna teori ini bukan hanya berbicara text dan fakta, akan tetapi teori disini juga membicarakan bagaimana ruh, pribadi dan hati kita menemukan Tuhan. Bagaimana Andan menemukan Tuhan Anda? Cara apa yang Anda gunakan untuk menemukan Tuhan Anda? Teorinya sperti apa untuk menemukan Tuhan Anda?
Saya ingin ada perubahan dalam diri dan hidup, saya sering berucap Tuhan, misalnya allahuakbar, subhanallah, astagfirullah, dan seterusnya. Tapi saya jujur bahwa degan begitu saya belum bisa menyambut mesra, lembut, dan indahnya senyuman Tuhan.
Ada beragam cara muncul untuk menghadirkan Tuhan, sebut saja teori yang popular, yaitu: Artikanlah setiap ayat-ayat Al-quran yang engkau baca ketika engkau menghadap Tuhanmu. Saya tidak ingin menyalahkankan teori ini, bagi saya hal ini baik-baik saja dan boleh-boleh saja, setau saya teori ini tidak diajarkan oleh Allah dan Rasul, lalu apa hukumnya jika kita melakukan-nya? Menurut saya ini boleh-boleh saja dan wenag-wenang saja.
Pengetahuan saya berkata, bahwa Allah memberikan peringatan kepada kita agar kita selalu ingat kepadaNya dan jika kita beribadah kepada Allah maka niatlah hanya untuk mencari ridhoNya.
Selain teori diatas, ada teori lain yang popular, yaitu: menghadirkan Allah dengan cara mengingat ciptaan-ciptaannya. Misalnya langit, bumi, air, laut, gunung dan lain sebagainya. Apakah hal ini ada tuntunanya dalam Al-quran dan Assunah? Setau saya tidak ada. Memang benar, bahwa dalam setiap ciptaan Allah, apapun itu wujudnya, ada unsur kekuasaan dan keagungan di dalamnya, bagi mereka yang ingin berfikir. Lalu apa hukumya jika ada orang yang menggunakan teori ini untuk menghadirkan Tuhan? Menurut saya, boleh-boleh saja dan wenag-wenag saja.
Jujur, saya pribadi, dulu sering menggunakan dua teori diatas dan sampai sekarang terkadang saya juga masih menggunakan dua teori tersebut. Tapi, saat ini saya lebih senang dan sering menggunakan cara saya sendiri yaitu: saya merasa hina dan lemah tiada daya dimata Allah. Kondisi fikiran, hati, jasad, dan ruh yang saya miliki saya setir dan arahkan untuk selalu merasa hina, lemah, tidak berdaya, tidak punya apa-apa, tidak punya kecerdasan apa-apa, tidak punya apapun, karna semua yang ada dan semua yang saya miliki adalah titipan dan sarana dari Allah. Inilah teori yang saya gunakan untuk mengemas dan mengamalkan syariat Allah berupa Al-quran dan Assunah dalam beribadah.
Sahabat-sahabatku, teori diatas adalah untuk menemukan Tuhan secara pribadi, jadi teori diatas digunakan untuk menemukan Tuhan secara individu, dan mungkin teman-teman mempunyai teori sendiri untuk menemukan Tuhan, sungguh suatu kehormatan bagi saya jika teman-teman berkenan sharing ilmu dengan saya.
Mengemas dan mengamalkan syariat pada taraf individu tidaklah sesulit mengemas dan mengamalkanya dalam berkehidupan atau bermasyarakat, bernegara serta berbangsa. Karna, ketika kita membawa persoalan penemuan Tuhan keranah masyarakat, negara dan berbangsa, maka pertanyaan yang muncul akan berbeda. Misalnya ketika kita mencoba menemukan Tuhan pada diri kita, kita bertanya: Bagaimana cara dan seperti apa teorinya menemukan Tuhan? Tapi pertanyaan tersebut akan berubah: bagaimana kita membawa Tuhan dalam bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa? Silahkan jawab!
Banyak kalangan yang bilang, bahwa sebaik apapun orangya, jika ia sudah masuk dan menjadi bagian dari sistem pemerintahan, maka pada ahirnya ia akan menjadi buruk. Contoh lain, lihatlah kejahatan Negara-Negara maju, sebut saja Amerika, kekuasaan yang dimilikinya sering disalah gunakan untuk menindas dan merebut kekayaan Negara lain. Lalu, di mana salah mereka? Kemana Tuhan mereka? Jujur, memang tidaklah gampang dan mudah membawa Tuhan kedalam hidup kita, karna membawa itu lebih berat ketimbang sekedar menemukan. Lalu solusinya bagaimana? Apakah kita harus merubah sistem Masayarakat, Negara, dan Bangsa yang ada? Lalu dengan cara apa kita merubahnya? Silahkan jawab!
Kawan-kawanku yang tercinta, saya ingin menjawab pertanyaan diatas sesuai dengan kemampuan dan pemahaman yang saya miliki saat ini. Bagini, saya terinspirasi oleh ayah saya, pada waktu saya masih kecil dahulu, saya sering ikut dan diajak oleh sang ayah untuk berkebun, pada waktu itu ayah saya ingin menanam pohon karet, dan pada waktu itu, ayah saya bilang kepada para-pekerja: mas-mas tolong bibit pohon karet ini ditanam dengan sebaik-baiknya ya? Lalu para pekerja menjawab, iya pak! Lalu saya bertanya, memangnya kenapa yah? Lalu ayah saya menjawab: bibit pohon karet ini adalah bibit unggul atau bibit terbaik, oleh karna itu bibit ini harus ditanam secara baik dan benar, tapi jangan lupa setelah pohon ini ditanam, pohon ini harus kita rawat dengan baik, kita harus bersihkan, kita kasih pupuk, kita siram, dan lain sebagainya. Lalu kalau pohon ini sudah kita rawat selama satu tahun, pohon ini sudah tumbuh gagah dan kita tidak perlu merawatnya lagi. Kemudian saya bertanya lagi, satu tahun itu kan lama yah? Lalu kenapa setelah satu tahun pohon-pohon karet itu tidak kita rawat lagi yah? Lalu ayah saya menjawab: satu tahun itu adalah ikhtiar kita, agar nanti hasil dari pohon karet itu bagus. Kenapa kalau sudah satu tahun kita tidak perlu merawatnya lagi, itu karna pohon karetnya sudah tumbuh besar dan kuat serta sudah bisa mandiri walaupun dia diterjang angin sekuat apapun dia tidak akan roboh, paling-paling cuman ranting-rantingnya saja yang akan patah, toh nanti ranting-ranting itu akan tumbuh pulih kembali setelah beberapa bulan.
Dari cerita singkat antara saya dan sang ayah, maka saya memberanikan diri untuk menciptakan sebuah teori, bagaimana kita membawa Tuhan kedalam Bermasyarakat, Bernegara, dan Berbangsa.
Pada penjelasan diatas saya sudah menyatakan bahwa tidak mungkin kita bisa merubah sistem-sistem yang ada tanpa memiliki bekal yang cukup. Kemudian, langkah terbaik yang bisa kita lakukan adalah memproteksi diri kita sendiri menjadi manusia yang unggul. Maksudnya begini: siapapun akan sukses dan selamat jika ia menjadikan dirinya sebagai manusia yang unggul dan degan ke-unggulanya ia akan mampu memberi teladan yang baik serta sedikit-demi sedikit sistem akan berubah. Bagaimana caranya menjadikan diri kita menjadi manusia yang unggul, ikuti saya:
Pertama, kenali diri kita, ini adalah konsep yang paling dasar, bagaimana mengenali diri kita sendiri, ada beragam cara, diantaranya adalah dengan memikirkan dan memaknai setiap anggota dari tubuh yang kita miliki. Tanyakan pada diri kita sendiri, siapakah kita ini? Untuk apa tangan ini? Untuk apa mulut, kaki, mata ini? Siapa yang menciptakan ini dan untuk apa kita lahir kedunia ini? Dan seterusnya, tapi ini butuh proses waktu, dan proses itu adalah tirakat atau ikhtiar, seperti yang ayah saya bilang dalam cerita di atas. Di mata allah, semua manusia pada dasarnya adalah bibit unggul, Allah tidak pernah berkata darah biru, keturunan raja, keturunan wali dan lain sebagainya.
Kedua, pelajari syariat, karna setelah kita faham betul siapa dan apa diri kita, pasti kita akan butuh petunjuk dan arahan, maka syariatlah yang akan menjadi baju kita.
Ketiga, temukan siapa yang membuat syariat itu, carilah ia walau sampai keujung dunia dan ujung langit carilah dia temukanlah dia, karna jika kita sudah benar-benar menemukan dia, saya yakin seyakin-yakinya, siapapun itu, dia tidak akan bisa berubah, dan tidak akan goyah, dan tidak akan rapuh, dan tidak akan jatuh, kecuali Allah yang menghendakinya.
Itulah tiga elemen yang insyaallah akan membuat kita mampu membawa Tuhan kita, dimanapun kita berada, baik itu dimasyarakat, dalam beregara, dan dalam berbangsa sekalipun.
Memang manusia tidak terlepas dari salah dan khilaf, tapi seperti yang ayah saya bilang dalam cerita di atas, “mungkin ranting-ranting itu akan patah, tapi lihatlah ia akan tumbuh bersemi beberapa bulan kemudia”.
Setelah pembahasan mengenai cara menghadirkan Tuhan, berikut dengan cara untuk menghadirkanya, terasa tidak lenglkap jika tidak membahas, bagaimana hakikat Tuhan pada diri kita, sperti apa refleksinya? Jawablah!
Teman-temanku tercinta, seperti apa hakekat eksistensi Tuhan pada diri Anda? Ketika Anda sudah menggunakan cara dan ketika Anda sudah menemukan Tuhan Anda, lalu sperti apa sejatinya Tuhan Anda itu? Jawablah!
Para ulama sufi menyebut ini sebagai ma`rifah, ma`rifat sejati atau tingkatan pencapaian tertinggi bagi ummat manusia dalam beribadah dan mencari ridho Allah, subhanallah..
Banyak orang dan ulama yang sering memberikan pernyataan seperti ini: kiyai itu ma`rifat lho? Kiyai itu tau sak-jerone-winarah lho? (bisa melihat semua ciptaan allah dengan mata batinya tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu). Baiklah kawan, mari kita tinggalkan ucapan-ucapan tersebut.
Begini sahabt-sahabatku, ketika kita beribadah kepada Tuhan, apa refleksi yang kita rasakan? Ini beragam, ada orang yang ketika berhubungan dengan Tuhanya ia menagis, ada yang bersedih, ada yang diam, ada yang tersenyum, dan lainsebagainya. Lagi-lagi ini relatif, karna setiap individu memiliki pengalaman dan nilai tersendiri walaupun terkadang ada beberapa yang memiliki kesamaan.
Tahukah Anda? Ketika kita menagis, ketika kita bersedih, ketika kita diam dan ketika kita tersenyum itu semua adalah ma`rifat yang sesungguhnya. Masih bingung? Lebih mudahnya begini, ketika kita menagis, tanpa kita sadari dan kita fahami bahwa itu sebenarnya adalah penglihatan/ma`rifat dari ruh dan hati kita terhadap Tuhan, Tuhan yang telah kita hadirkan dalam diri kita. Sedangkan tangisan kita adalah refleksi dari kehadiran Tuhan. Lagi, ketika kita tersenyum, itulah ma`rifat sejati, karna pada saat kita tersenyum, sebenarnya ruh dan hati kita melihat kehadiran Tuhan, dan senyuman itu adalah refleksi dari kehadiran Tuhan dalam diri kita. Inilah hakikat atau ma`rifat yang saya fahami, saya maknai dan saya jalani saat ini, sekali lagi saya akan sangat berterimakasih kepada teman-teman jika berkenan membagi sedikit ilmunya dengan saya.
NOTE: Tulisan di atas adalah murni pendapat dan pemikiran pribadi, dan hak cipta ada ditangan penulis.
Kata mutiara.. ..
-Dunia adalah: semua hal apapun itu yang menghalangi ummat manusia untuk beribadah secara indah dan syahdu dengan Tuhan
-Ahirat adalah: semua hal apapun itu yang mendorong ummat manusia untuk selalu mendekatkan diri, bersama dengan Tuhan sang maha agung lagi maha lembut






Wednesday, May 4, 2011

Cerita dalam realitas: KOPI dan ROKOK

Kopi telah banyak menyerang manusia-manusia di belahan dunia. Peran kopi sangat dominan bagi banyak golongan, ras, suku, dareah dan lain sebagainya. Saya sendiri sudah bertahun-tahun menjadi penikmat minuman kopi, hal ini terjadi karna dari kecil saya sudah terbiasa melihat orang tua saya membuat kopi disetiap pagi, siang dan malam hari. Oleh karna itu, minum kopi bagi saya adalah hal yang biasa karna memang kopi adalah minuman saya sejak kecil. Ayah dan ibu saya setiap hari meminum kopi, khususnya ayah saya, dalam satu hari minimal tiga kali minum kopi. Konon katanya bahwa kopi sebenarnya berasal dari bahasa arab “qahwah” yang artinya kekuatan, jadi bisa dibilang, bahwa barang siapa yang meminum kopi, maka ia akan mendapatkan kekuatan (lughawi). Selain itu, menurut medis, kopi dapat mencegah penyakit kanker, diabetes, dan penyakit jantung lainya. Berdasarkan penjelasan ini, mungkin sebaiknya para koruptor setiap hari harus mengkonsumsi minuman kopi sebanyak-banyaknya agar tidak jantungan dan setrok. Hehe..
Alkisah dari beberapa teman di Jogjakarta yang kebiasaanya meminum kopi dan jika tanpa kopi fikiran mereka akan buntu atau bahasa jawanya butek. Saya memiliki banyak teman yang jika hidupnya hampa dan vakum tanpa kopi, sebut saja faizy, aziz, samsul, mahfud, halim, maskur, udin, alawi, dan lain sebagainya. Dari sekian teman-teman yang kebiasaanya tidak bisa hidup tanpa kopi, ada beberapa kisah menarik dariya, ikuti saya ya?
Faizy, punya kisah unik dengan kopi. Ketika faizy masih kuliah di Jogjakarta, saya menemukan keunikan darinya dan dari secangkir kopinya. Suatu ketika, saya mengajak dia untuk membicaran tentang hal keilmuan, dia sering bilang “Berat-Berat”, dan ternyata bukan cuman ketika berbicang dengan saya tapi kata “Berat-Berat” juga ia utarakan keteman-teman yang lain. Tapi ketika tanganya sudah menyentuh tangkai cangkir yang berisi kopi, pernyataan faizy jadi berubah yang tadinya berat-berat berubah menjadi “piye-piye/gimana-gimana”. Pernyataan itu pun akan berubah ketika cangkir kopi sudah di angkat dan diseruput/diminum (seruputan pertama) yang tadinya pernyataanya “piye-piye berubah menjadi “menurut saya begini” dan ketika seruputan kopi itu berlanjut maka perdebatan dan sharing ilmu pun bisa dimulai dan berjalan lancar. Disamping itu, ada factor pendukung selain kopi, yaitu rokok yang selalu terjepit dijarinya, memang agak sedikit unik dan aneh bagi orang yang tidak pernah merasakan kopi dan rokok, tapi sebenarnya ini biasa terjadi dikalangan penikmat kopi dan rokok, yang terpenting rokok dan kopi bisa membuatnya produktif dalam berfikir dan membangun kemampuan kualitas keilmuan mereka, faizy dan teman-teman. Asumsi publik mengatakan bahwa kopi itu hanya untuk menahan rasa kantuk apalagi perempuan, ketika ditanya tentang kopi pasti jawabnya: biar gak ngantuk ya? Hehe… tentu bagi penikmat kopi sejati ketawa, karna kopi bukan hanya menghilangkan rasa kantuk, tapi juga mngencerkan otak, membuat otak fresh dan ready untuk bekerja, serta membuat tubuh tidak loyo dan lebih tahan lama alias prima.
Beberapa waktu yang lalu di Jogjakarta, saya pergi dengan teman saya aziz untuk meminum kopi di warung kopi faforit, tanpa sengaja aziz bertanya: kalau kamu dalam satu hari gak minum kopi rasanya gimana? Saya jawab apa adanya, kopi memang penting buat saya karna itu minuman saya sejak kecil, tapi jika tidak minum juga tidak apa-apa. Lalu aziz membuat pernyataan diri: kalau saya dalam satu hari gak minum kopi gak bisa, pokoknya wajib/wadifah minum kopi dalam satu hari, emang kalau tidak kenapa? Tanya saya ke aziz, kemudia aziz agak menggoyangkan badanya lalu berkata, saya tidak bisa berbuat apa-apa tanpa kopi, maksudnya otak saya tidak jalan kalau tidak minum kopi, sementara saat ini saya sedang proses penyelesaian skripsi, jadi otak saya memang butuh suplemen untuk mendongkrak ide dan gagasan guna menunjang kualitas skripsi saya. Sejenak saya bengong dan termenung sambil berkata dalam hati, “kok bisa sampe segitunya”, tapi inilah realitas.
Pernah satu ketika saya main ke-kediamanya faizy, begitu saya sampai dirumahnya maka langsung kopi lah suguhanya. Ternyata kopi bukan hanya alat pendongkrak fikiran individu, tapi juga bisa menjadi alat keakraban, dengan kopi suasana ngobrol menjadi santai, ramah, meriah dan penuk keakraban.
Pernah pula suatu ketika saya diajak teman-teman untuk mengikuti pengajian ulang tahun muhamadiyah yang penceramahnya adalah sang budayawan yogyakarata, MH. Ainun najib (cak nun), ini adalah kali pertama saya mendengarkan ceramah beliau. Ada yang unik dan berani dalam materi ceramahnya, beliau membuat pernyataan: Beberapa waktu yang lalu ada beberapa tokoh agama muhamadiyah yang melobi ke MUI agar kiranya MUI mau mengeluarkan fatwa bahwa rokok itu haram, lalu keluarlah fatwa itu. Tapi ketika itu juga cak nun berkata, ojo kesusu ngomong haram-haram, saiki aku ngidupin rokok sek, dan benar dia merokok di hadapan jamaah( jangan terburu-buru mengklaim bahwa rokok itu haram, sekarang saya ngidupin rokok dulu dan benar seketika itu juga cak nun merokok di hadapan para jamaah). Ungkapan lucu beliau setelah itu adalah: lanag kok ra ngerokok lan ra ngombe kopi! Lanang opo kuwi! (laki-laki kok tidak merokok dan tidak minum kopi, itu laki-laki jenis apa!), lalu serentak audien pun tertawa termasuk saya. Catatan saya: fatwa apapun itu tidak penting yang terpenting adalah apakah fatwa itu betul-betul di-ikuti atau tidak.
Inilah sedikit cerita dalam realita semoga bisa membuat saya, kamu, anda, mereka dan pembaca terhibur serta mendapat sedikit wawasan.


 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Deals