Friday, March 25, 2011

KISAHKU DAN SANG PELANGI HARAPAN AHMAD ADIB FAIZY

Susah, blank, berat, ketika aku mencoba melukis kehidupan sahabat saya yang satu ini (ahmad adib faizy), rasanya begitu sukar untuk menguak hikmah dan pelita yang ia cari dalam kehidupan, sampai sekarang saya belum faham dan sulit mengartikan, kira-kira apa yang ia cari, apa yang ia inginkan, entahlah akupun kurang faham, tapi naluriku berkata ada beberapa hal yang sepertinya perlu untuk diungkapkan, pertama, untuk pelajaran, kedua, cermin kehidupan, ketiga, menguak misteri alam, semoga apa yang kita inginkan bisa terkabulkan. Memandang jam di meja dekat tempat laptopku, waduh aku agak kesal, ternya waktu sudah menjelang malam, sementara aku belum makan, semoga aku bisa menyelesaikan catatan dan semoga hasilnya bisa menyenagkan, kawan.
Pelangi di senja itu memerah, melantunkan sinar terang nan kecoklatan, tentu indah bukan! ia seolah tau bahwa aku akan bertemu dengan seseorang yang nantinya akan menjadi sahabat dan kawan. pertemuan ku dengan faiz tidaklah serta merta begitu saja, ada sedikit lika-liku didalamnya hingga pada ahirnya aku dipertemukan dan sekaligus menjadi teman. Berawal dari bismillah dan salawat kini aku mencoba menggambarkan seratus, bahkan mungkin seribu kata dan kiasan yang aku peruntukkan kepadanya faiz, sang pelangi harapan. Jogjakarta saksi nyata perjalananmu dan perkenalan kita, tentu kamu masih ingat kawan.
Aku masih bisa melihat dengan jelas, saat pertama kali kita bertemu, kamu dengan motor jupitermu, kamu dengan jaket itemmu, lalu kau sapa aku, kau tatap aku, seolah kau ingin berkata sesuatu, tapi biarlah momen itu kita lewatkan dulu, agar catatan ini tidak terkesan romantic dan lugu, tapi setidaknya bisa membuat kita kembali saling mengingatkan hal yang baik, seperti dulu.
Faiz, aku ingat sekali, ketika setiap hari kau harus bangun pagi dan bergegas berangkat kuliah, karna jarak tempuhmu sangat jauh dari kampus yang kamu tuju, tentu itu bukan hal yang mudah, karna jarak yang jauh terkadang membuat kita malas untuk menjalaninya tapi hal itu tidak terjadi padamu dikala itu, tentu hal ini juga masih terbayang jelas dimata dan fikiranmu. Saat itu,kita sering dan selalu bersama dalam banyak hal, aku masih ingat, ketika kau mengajakku bersilaturrahmi kerumah gurumu, (pak kholid), aku tau engkau menimba ilmu agama denganya, aku ingat ketika melihatu ngaji hadis bersamanya, dan bahkan aku ingat ketika gurumu membacakan hadis yang menjelaskan tentang kedermawanan, bahwa kita hidup harus saling berdampingan, hadis itu menjelaskan juga ada sahabat yang sebenarnya kekurangan secara materi, tapi sahabat itu lebih mengutamakan orang lain ketimbang istri dan anaknya, sungguh contoh yang luar biasa yang aku dapatkan, kira-kira begitulah maksud dari hadis yang kala itu aku dapatkan, dari gurumu dan darimu, kawan.
Faiz, aku melihat kesederhanaan terpampang dalam lubuk hatimu yang paling dalam, beberapa orang mengatakan bahwa engkau keturunan bangsawan, berdarah biru nan gagah rupawan sungguh menakjubkan bagi para perempuan, tapi engkau tidak pernah menjadikan itu sebagai alat untuk menekan, apalagi jaim dan soksoan, sungguh luarbiasa dirimu, kawan.
Beberapa kali raut seram, emosi, suntuk, gundah, kau tampakkan, tapi itu semua karna engkau inginkan perubahan, perubahan yang mungkin masih sulit engkau dapatkan, apapun itu engkau tetap pelagi harapan, kau balut semua itu, lalu kau hidup bersahaja, berdampingan, kau hidup dengan sesama, kau hidup tanpa pernah bersandiwara, begitulah ketika aku mencoba membaca. Maaf kawan, tapi aku melihat jiwamu yang gundah kala itu, engkau seolah resah, kehidupanmu di jogja mulai goyah walau aku tau bahwa kamu bukanlah orang yang mudah menyerah, tapi saat itu aku benar-benar melihatmu goyah. Ternyata tak lama berselang engkau pergi, engkau kembali dalam istana mimpimu.
Kini engkau telah meninggalkanku sendiri di jogja yang penuh teka-teki, kau biarkan aku mengarungi hidup sendiri, padahal aku ingin melihatmu tersenyum di sini, tapi apa yang bisa aku beri, mungkin ini sudah suratan ilahi yang mengharuskan kita pisah dan tidak bersama lagi.
Setelah kau pergi, sesekali kau sms dan sesekali aku sms, ternya jarak bukanlah pemisah sejati dalam sejarah kehidupan manusia, sampai saat ini aku masih bisa berkomunikasi denganmu, dan aku masih ingat sekali, ketika diujung jalanmu kau ucapkan, yang penting kita saling komunikasi dan komunikasi (selamat berjuang kawan).
Pernah aku berusaha keras untuk meyakinkanmu bahwa kamu bisa, aku mendukungmu lewat pendapat dan saran karna hanya itu yang bisa aku berikan, tapi sekali lagi, semua tujuan dan impian hanya engkau dan tuhan lah yang menentukan, sementara aku hanya bisa mendoakan, bukan begitu kawan.
Engkau masih ingat ketika aku datang mengunjungimu, sebenarnya aku punya harapan besar padamu wahai sang pelangi harapan, karna menurutku engkau punya bakat yang terpendam, bakat yang menurutku susah untuk ditemukan, walau aku tidak tau apa itu, tapi yang pasti hal itu sangat luar biasa dan sangat dibutuhkan bagi kehidupan.
Saat itu aku pernah menjulukimu kiyai tarikat, apa engkau tau bahwa itu adalah bagian pendapatku tentang dirimu,,jauh dalam hatiku berkata aku ingin kamu bangkit dan mencoba melakukan sesuatu, aku ingin engkau tau bahwa aku mendukungmu, walau aku sadar bahwa aku bukanlah penentu dari segala arah dan tujuan, tapi itulah harapan kawan, itulah harapan yang coba aku berikan, untukmu faiz sang pelangi harapan.
Aku melihat perbedaan antara kamu dengan yang lainya, kamu bukan mereka yang gilaharta, tahta, dan lainya. (wanita mungkin, tapi wajar karna km belum kawin, iklan.com). lingkunganmu jauh berbeda dengan lingkungan yang aku jalani, lingkunganmu memang membutuhkan sosok yang luar biasa kawan, mungkin itu yang perlu kamu pertimbangkan, ini bukan ajaran, tapi hanya saran kawan. Masyarakat rindu rangkulan darimu, masyarakat rindu akan sosok yang mampu hidup selaras dengan mereka dan sosok itu ada di kamu, ini bukan kepastian tapi ini hanya pandangan, kawan. Untuk belajar, masyarakat tidak butuh kemewahan, masyarakat tidak butuh gelar bangsawan, masyarakat tidak butuh gelar yang disandang, tapi masyarakat butuh pencerahan, masyarakat butuh ilmu, yang semua itu disampaikan dengan cara yang sederhana, bersahaja, bersahabat, dan aku melihat jelas figure itu ada pada dirimu, oleh karna itu gunakan waktumu, gunakan kesempatanmu, karna aku mendukungmu dan karna kamu bisa melakukan itu. Berjuanglah untukmu, keluargamu, masyarakatmu, bangsamu, terus semangat dan jangan lupa aku, trimakasih atas semua hal yang pernah kau berikan kepadaku, semoga allah menyanyangimu. Amin
Sekian sedikit catatan yang mampu aku curahkan, semoga hikmah dapat aku telaah dan menjadi hasabah, dan semoga yang membaca mendapat sedikit wacana. Amin. Jogjakarta 25-maret-2011



0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Deals