Wednesday, May 4, 2011

Cerita dalam realitas: KOPI dan ROKOK

Kopi telah banyak menyerang manusia-manusia di belahan dunia. Peran kopi sangat dominan bagi banyak golongan, ras, suku, dareah dan lain sebagainya. Saya sendiri sudah bertahun-tahun menjadi penikmat minuman kopi, hal ini terjadi karna dari kecil saya sudah terbiasa melihat orang tua saya membuat kopi disetiap pagi, siang dan malam hari. Oleh karna itu, minum kopi bagi saya adalah hal yang biasa karna memang kopi adalah minuman saya sejak kecil. Ayah dan ibu saya setiap hari meminum kopi, khususnya ayah saya, dalam satu hari minimal tiga kali minum kopi. Konon katanya bahwa kopi sebenarnya berasal dari bahasa arab “qahwah” yang artinya kekuatan, jadi bisa dibilang, bahwa barang siapa yang meminum kopi, maka ia akan mendapatkan kekuatan (lughawi). Selain itu, menurut medis, kopi dapat mencegah penyakit kanker, diabetes, dan penyakit jantung lainya. Berdasarkan penjelasan ini, mungkin sebaiknya para koruptor setiap hari harus mengkonsumsi minuman kopi sebanyak-banyaknya agar tidak jantungan dan setrok. Hehe..
Alkisah dari beberapa teman di Jogjakarta yang kebiasaanya meminum kopi dan jika tanpa kopi fikiran mereka akan buntu atau bahasa jawanya butek. Saya memiliki banyak teman yang jika hidupnya hampa dan vakum tanpa kopi, sebut saja faizy, aziz, samsul, mahfud, halim, maskur, udin, alawi, dan lain sebagainya. Dari sekian teman-teman yang kebiasaanya tidak bisa hidup tanpa kopi, ada beberapa kisah menarik dariya, ikuti saya ya?
Faizy, punya kisah unik dengan kopi. Ketika faizy masih kuliah di Jogjakarta, saya menemukan keunikan darinya dan dari secangkir kopinya. Suatu ketika, saya mengajak dia untuk membicaran tentang hal keilmuan, dia sering bilang “Berat-Berat”, dan ternyata bukan cuman ketika berbicang dengan saya tapi kata “Berat-Berat” juga ia utarakan keteman-teman yang lain. Tapi ketika tanganya sudah menyentuh tangkai cangkir yang berisi kopi, pernyataan faizy jadi berubah yang tadinya berat-berat berubah menjadi “piye-piye/gimana-gimana”. Pernyataan itu pun akan berubah ketika cangkir kopi sudah di angkat dan diseruput/diminum (seruputan pertama) yang tadinya pernyataanya “piye-piye berubah menjadi “menurut saya begini” dan ketika seruputan kopi itu berlanjut maka perdebatan dan sharing ilmu pun bisa dimulai dan berjalan lancar. Disamping itu, ada factor pendukung selain kopi, yaitu rokok yang selalu terjepit dijarinya, memang agak sedikit unik dan aneh bagi orang yang tidak pernah merasakan kopi dan rokok, tapi sebenarnya ini biasa terjadi dikalangan penikmat kopi dan rokok, yang terpenting rokok dan kopi bisa membuatnya produktif dalam berfikir dan membangun kemampuan kualitas keilmuan mereka, faizy dan teman-teman. Asumsi publik mengatakan bahwa kopi itu hanya untuk menahan rasa kantuk apalagi perempuan, ketika ditanya tentang kopi pasti jawabnya: biar gak ngantuk ya? Hehe… tentu bagi penikmat kopi sejati ketawa, karna kopi bukan hanya menghilangkan rasa kantuk, tapi juga mngencerkan otak, membuat otak fresh dan ready untuk bekerja, serta membuat tubuh tidak loyo dan lebih tahan lama alias prima.
Beberapa waktu yang lalu di Jogjakarta, saya pergi dengan teman saya aziz untuk meminum kopi di warung kopi faforit, tanpa sengaja aziz bertanya: kalau kamu dalam satu hari gak minum kopi rasanya gimana? Saya jawab apa adanya, kopi memang penting buat saya karna itu minuman saya sejak kecil, tapi jika tidak minum juga tidak apa-apa. Lalu aziz membuat pernyataan diri: kalau saya dalam satu hari gak minum kopi gak bisa, pokoknya wajib/wadifah minum kopi dalam satu hari, emang kalau tidak kenapa? Tanya saya ke aziz, kemudia aziz agak menggoyangkan badanya lalu berkata, saya tidak bisa berbuat apa-apa tanpa kopi, maksudnya otak saya tidak jalan kalau tidak minum kopi, sementara saat ini saya sedang proses penyelesaian skripsi, jadi otak saya memang butuh suplemen untuk mendongkrak ide dan gagasan guna menunjang kualitas skripsi saya. Sejenak saya bengong dan termenung sambil berkata dalam hati, “kok bisa sampe segitunya”, tapi inilah realitas.
Pernah satu ketika saya main ke-kediamanya faizy, begitu saya sampai dirumahnya maka langsung kopi lah suguhanya. Ternyata kopi bukan hanya alat pendongkrak fikiran individu, tapi juga bisa menjadi alat keakraban, dengan kopi suasana ngobrol menjadi santai, ramah, meriah dan penuk keakraban.
Pernah pula suatu ketika saya diajak teman-teman untuk mengikuti pengajian ulang tahun muhamadiyah yang penceramahnya adalah sang budayawan yogyakarata, MH. Ainun najib (cak nun), ini adalah kali pertama saya mendengarkan ceramah beliau. Ada yang unik dan berani dalam materi ceramahnya, beliau membuat pernyataan: Beberapa waktu yang lalu ada beberapa tokoh agama muhamadiyah yang melobi ke MUI agar kiranya MUI mau mengeluarkan fatwa bahwa rokok itu haram, lalu keluarlah fatwa itu. Tapi ketika itu juga cak nun berkata, ojo kesusu ngomong haram-haram, saiki aku ngidupin rokok sek, dan benar dia merokok di hadapan jamaah( jangan terburu-buru mengklaim bahwa rokok itu haram, sekarang saya ngidupin rokok dulu dan benar seketika itu juga cak nun merokok di hadapan para jamaah). Ungkapan lucu beliau setelah itu adalah: lanag kok ra ngerokok lan ra ngombe kopi! Lanang opo kuwi! (laki-laki kok tidak merokok dan tidak minum kopi, itu laki-laki jenis apa!), lalu serentak audien pun tertawa termasuk saya. Catatan saya: fatwa apapun itu tidak penting yang terpenting adalah apakah fatwa itu betul-betul di-ikuti atau tidak.
Inilah sedikit cerita dalam realita semoga bisa membuat saya, kamu, anda, mereka dan pembaca terhibur serta mendapat sedikit wawasan.


0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Deals